Cara Menulis Skripsi / Kiprah Final Yang Benar
Kesibukan Skripsi Mahasiswi |
mie indonesia dot com bukan mie instan biasa tap www.mie-indonesia.com
☺Saat menjelang ingin jadi "mantan penghuni kampus" yang dipikirkan mahasiswa/wi ialah bisa menuntaskan "tugas sakral" yang wajib hukumnya kalau tidak mau disebut "tua di kampus", ialah segera menuntaskan tugas akhir atau skripsi. Banyak mahasiswa kadang belum siap dengan 2 hambatan utama yaitu mencari judul kiprah selesai serta bagaimana cara atau teknik penulisan skripsi yang benar. Sebagai mantan penghuni kampus, saya ingin membantu keponakan saya dan juga siapapun anda dengan memperlihatkan informasi panduan "cara menulis skripsi yang benar", kiranya bisa menjadi solusi 2 hambatan utama mahasiswa ibarat klarifikasi di atas.
Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup Tugas Akhir, Penelitian dan Penulisan Tugas Akhir, Etika Penulisan Karya Ilmiah, Format Pengetikan Tugas Akhir, Struktur dan Pola Umum Dokumen Tugas Akhir, Tata Bahasa dan Gaya Penulisan, Sistem Penulisan dan Referensi Tugas Akhir merupakan kumpulan beberapa kata yang membantu anda fokus dalam beberapa belahan dari artikel ini, selanjutnya..................
☺Saat menjelang ingin jadi "mantan penghuni kampus" yang dipikirkan mahasiswa/wi ialah bisa menuntaskan "tugas sakral" yang wajib hukumnya kalau tidak mau disebut "tua di kampus", ialah segera menuntaskan tugas akhir atau skripsi. Banyak mahasiswa kadang belum siap dengan 2 hambatan utama yaitu mencari judul kiprah selesai serta bagaimana cara atau teknik penulisan skripsi yang benar. Sebagai mantan penghuni kampus, saya ingin membantu keponakan saya dan juga siapapun anda dengan memperlihatkan informasi panduan "cara menulis skripsi yang benar", kiranya bisa menjadi solusi 2 hambatan utama mahasiswa ibarat klarifikasi di atas.
Adapun isi panduan penulisan skripsi yang baik dan benar ialah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang1.2. Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Penelitian dan Penulisan Tugas Akhir
1.5. Etika Penulisan Karya Ilmiah
1.6. Format Pengetikan Tugas Akhir
II. Struktur dan Pola Umum Dokumen Tugas Akhir
2.1. Struktur dan Pola Umum Bagian Awal
2.2. Struktur dan Pola Umum Bagian Utama 2.3. Struktur dan Pola Umum Bagian Akhir
III.Tata Bahasa dan Gaya Penulisan
3.1. Perhurufan
3.2. Pengejaan Kata
3.3. Pemenggalan Kata
3.4. Penulisan Kata
3.5. Aspek Gaya Penulisan
IV. Sistem Penulisan (Angka, Lambang, Istilah, dan Tata Nama Ilmiah)
4.1. Angka dan Bilangan
4.2. Biologi
V. Referensi
5.1. Buku 40
5.2. Bab dalam buku
5.3. Paper/Makalah konferensi (conference paper)
5.4. Artikel Jurnal
5.5. Skripsi/Thesis/Disertasi
5.6. Laporan
5.7. Halaman web (web page)
5.8. Tabel, Gambar, Diagram
5.9. Hak Paten
5.10. Standarisasi
5.11. Peta
5.12. Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
VI. Presentasi Data
6.1. Tabel
6.2. Gambar
***************************** selanjutnya..................******************
1.1. Latar Belakang
Tugas Akhir (TA) didefinisikan sebagai karya ilmiah yang disusun berdasarkan kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia, di bawah pengawasan atau pengarahan dosen pembimbing, untuk memenuhi kriteria-kriteria kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya masing-masing.Tugas selesai yang dalam hal ini outputnya ialah skripsi, merupakan bench-mark perjalanan seorang mahasiswa dalam memperoleh gelar sarjana strata satu yang juga merupakan titik ukur perjalanan akademis individu tersebut dalam menuntut ilmu pada tingkat universitas khususnya di Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
Melalui panduan ini diharapkan mahasiswa yang akan maupun sedang dalam proses penulisan kiprah selesai sanggup menuntaskan proses penulisan dengan baik dan menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Selain itu, goresan pena kiprah selesai yang baik sanggup memperlihatkan peluang yang lebih banyak bagi para penguji untuk lebih memfokuskan diri terhadap perbaikan isi kiprah selesai yang sanggup berdampak positif bagi peningkatan kualitas kiprah akhir. Lebih jauh, goresan pena yang baik dan berkualitas akan juga memperlihatkan peluang yang besar terhadap karya ilmiah tersebut untuk sanggup diterbitkan pada jurnal ilmiah ataupun karya ilmiah lainnya.
1.2. Tujuan
Penyusunan panduan kiprah selesai ini pada hakikatnya ialah bertujuan untuk:
a. Memberikan soft skill bagi mahasiswa semoga sanggup merangkum, mengaplikasikan, menuangkan, memecahkan permasalahan, keterampilan, inspirasi dan problem dalam bidang keahlian tertentu secara sistematis, logis, kritis dan kreatif, didukung data/informasi yang akurat dengan analisis yang sempurna dalam bentuk karya tulis
“skripsi”.
b. Mampu membentuk sikap mental ilmiah mahasiswa yang dihasilkan dari Program Studi Kehutanan.
c. Memberikan tuntunan dalam praktik penulisan kiprah akhir.
1.3. Ruang Lingkup
Tugas selesai yang dimaksudkan dalam buku panduan ini ialah kiprah selesai yang dibentuk sebagai salah satu syarat dalam menuntaskan pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
1.4. Penelitian dan Penulisan Tugas Akhir
Tugas selesai (TA) ialah syarat mutlak bagi seorang mahasiswa untuk sanggup menyandang gelar kesarjanaan di bidangnya sekaligus merupakan salah satu perwujudan dari Tridarma Perguruan Tinggi. Tugas selesai secara umum sanggup dihasilkan dari proses penelitian, perancangan (desain), pemodelan, maupun studi/kajian literatur (desktop analysis). Tugas selesai haruslah mempunyai karakteristik khusus seperti:
a. Adanya perumusan masalah untuk penelitian dan inspirasi untuk perancangan
b. Judul kiprah selesai dipilih sendiri oleh mahasiswa dan/atau diarahkan oleh dosen pembimbing
c. Didasarkan pada pengamatan laboratorium/lapang (data primer) dan/atau analisis data sekunder
d. Harus ada ketertiban metodologi
e. Di bawah bimbingan bersiklus dan teratur oleh dosen pembimbing
f. Harus cermat dalam sajian (tata tulis ilmiah atau aturan gambar)
g. Dipresentasikan dalam forum seminar
h. Dipertahankan dalam ujian mulut di depan tim dosen penguji.
1.5. Etika Penulisan Karya Ilmiah
Salah satu impian besar bagi Perguruan Tinggi ialah sanggup mencetak lulusan-lulusan yang tidak hanya mempunyai kompetensi dalam bidang keilmuannya saja namun juga mempunyai keterampilan, perilaku mental yang baik serta berakhlak mulia selaras dengan Tridarma Perguruan Tinggi. Oleh alasannya ialah itu, proses penelitian dan kiprah selesai ialah merupakan cerminan dari training yang dilakukan selama proses perkuliahan berlangsung sekaligus sebagai daerah dalam menempa dan mengasah perilaku dan keterampilan tersebut. Mahasiswa didorong untuk menyebarkan dan memantapkan kebebasan ilmiah namun tentu saja haruslah diatur dalam sebuah fatwa moral yang dikenal dengan etika. Etika akademis sangat menekankan akan kejujuran dalam mencari dan menemukan kebenaran serta mengungkapkannya. Dalam penulisan karya ilmiah inilah mahasiswa juga mulai diperkenalkan etika penulisan karya ilmiah yang mengedepankan kejujuran, khususnya dalam hal tidak memakai hasil pemikiran/ temuan/ teori yang dimiliki ilmuwan lain yang sudah ada, tanpa menyebutkan namanya sebagai acuan untuk karya tulis ilmiah.
Dipandang dari sudut etika akademis, suatu karya ilmiah haruslah bersifat obyektif (berdasarkan kondisi faktual), up to date (yang ditulis ialah merupakan perkembangan ilmu yang paling akhir), rasional (yang berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal-balik), reserved (jujur, lugas, dan tidak bermotif pribadi), serta efektif dan efisien. Dengan demikian mahasiswa dalam melaksanakan penelitian dan penulisan kiprah selesai mahasiswa harus berpegang teguh pada etika akademis yang mana sebagai seorang peneliti harus membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan penemuan bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan insan (Manalu, 2013a).
Manalu (2013a) menyatakan bahwa penelitian ilmiah dibangun atas dasar kepercayaan (trust) sehingga data atau pun informasi yang dilaporkan oleh ilmuwan ialah benar dan valid adanya. Selain itu, penelitian diyakini sebagai cerminan perjuangan yang jujur dari ilmuwan untuk menjelaskan fenomena alam secara akurat dan terang dimana hal ini hanya sanggup dipertahankan jikalau tata nilai dalam pelaksanaan penelitian (scientific conduct) tetap dijunjung tinggi.
Praktik yang melanggar kode etik penulisan karya ilmiah ialah fabrikasi (mengarangngarang data), falsifikasi (mengubah data supaya hasil sesuai dengan kemauan peneliti/pembimbing/sponsor), dan plagiarism (Manalu, 2013b). Terkait plagiarism perlu mendapat perhatian bagi mahasiswa dan juga dosen pembimbing khususnya bila di kemudian hari karya ilmiah tersebut akan dipublikasikan. Plagiarism merupakan praktik yang sering dilakukan di kalangan akademisi yang sering kali terjadi secara tidak sengaja maupun sengaja. Plagiarism didefinisikan sebagai suatu acara yang mengambil ide, data atau pun goresan pena orang lain tanpa menyebutkan sumbernya atau mengakui pemiliknya (Menteri Pendidikan RI, 2010; Manalu, 2013b).
Plagiarisme terbagi menjadi dua kategori yaitu plagiarism atas karya orang lain dan atas karya sendiri (Australian Government, 2007; Manalu, 2013b). Plagiarisme yang dilakukan atas karya sendiri (auto-plagiarism) yaitu apabila peneliti menciptakan publikasi data penelitian yang sama secara berulang-ulang pada artikel ilmiah yang berbeda atau membagi-bagi atau memecah data penelitian yang harusnya menjadi satu kesatuan dan diterbitkan menjadi artikel yang berbeda (Manalu 2013b). Satu data hasil penelitian hanya boleh sekali diregistrasi/dipublikasi.
Peraturan mengenai plagiarism atas karya orang lain telah diatur dan ditetapkan secara aturan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 perihal Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi (Menteri Pendidikan RI, 2010). Secara terang dalam peraturan tersebut didefinisikan bahwa plagiat ialah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara sempurna dan memadai.
1.6. Format Pengetikan Tugas Akhir
Skripsi adalah suatu bentuk karya tulis ilmiah berupa paparan goresan pena hasil penelitian bagi Sarjana Strata Satu (S1) yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu melalui proses pengambilan dan pengolahan data (penelitian) dengan memakai kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi bertujuan agar mahasiswa bisa menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya sehingga bisa memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan problem yang bekerjasama dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapat status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai kiprah selesai sarjana hanya dipakai di Indonesia (Gunawan, dkk., 2008).
Agar format pengetikan kiprah selesai ini bisa menghasilkan karya tulis ilmiah yang baik dan benar, maka ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
A. Struktur Skripsi
B. Format Pengetikan
Penjelasan selanjutnya yaitu.....
A. Struktur Skripsi
Secara umum skripsi terdiri atas belahan awal, utama, dan bagian akhir. Bagian awal dimulai dari halaman sampul luar, halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, hingga daftar lampiran. Bagian utama merupakan inti dari skripsi, secara garis besar berisi pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan serta kesimpulan. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Tiaptiap belahan tersebut diuraikan secara rinci pada bab-bab selanjutnya
B. Format Pengetikan
Format pengetikan skripsi bagi mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan diatur sebagai berikut:
1. Skripsi diketik memakai kertas HVS putih 70 atau 80 g berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm).
2. Huruf yang dipakai ialah Times New Roman dengan ukuran font 12 untuk teks. Judul bab memakai ukuran font 14 dan sub belahan pertama dengan ukuran font 13. Sementara bagi sub-sub bab memakai font 12. Semua judul dan sub belahan dicetak tebal.
3. Naskah diketik dengan spasi 1,5 pada halaman dengan pinggiran margin 4 cm dari tepi kiri dan 3 cm dari kanan, atas, serta bawah kertas.
4. Ukuran ketikan catatan kaki (footer) dan entri dalam tabel atau gambar harus lebih kecil dari ukuran font 12 namun tidak lebih kecil dari ukuran font 8 (font 8-10).
5. Kutipan langsung diketik dengan spasi 1, dengan seluruh blok kutipan diberi indent 1 cm yang diawali dan diakhiri oleh tanda kutip (“). Bila diperlukan, gunakan huruf miring, bukan garis bawah.
6. Naskah diketik pada satu muka halaman, tidak diketik timbal balik.
7. Setiap awal paragraph dimulai dengan indent 1 cm (8 ketuk spasi).
8. Naskah diketik dalam satu kolom.
9. Setiap halaman diberi nomor. Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan belahan bawah dengan tidak melanggar batas pias dan mempunyai jarak 1,5 spasi dari baris terakhir teks. Nomor halaman tidak ditampilkan pada halaman yang memuat judul belahan dan halaman sampul. Penulisan nomor halaman mulai dari Pendahuluan hingga Lampiran memakai angka Arab (1,2,3, dan seterusnya) sedangkan penulisan halaman sampul hingga daftar lampiran (bagian awal skripsi) memakai angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya).
10. Penulisan judul belahan pada isi naskah kiprah selesai tidak memakai kata Bab. Judul ditulis sempurna di tengah margin dengan memakai huruf kapital, tebal, dan ukuran font
14 dengan penomoran angka romawi besar. Jarak antara judul belahan dengan sub belahan pertama atau paragraf pertama ialah spasi 3.
11. Sub belahan pertama ditulis dengan memakai abjad tebal (font 13) dengan abjad kapital pada setiap awal kata dan diletakkan di tepi kiri margin (rata kiri). Penomoran sub belahan pertama ditulis dengan memakai angka arab yang didahului dengan nomor belahan dan diikuti oleh urutan penomorannya (contoh: 1.1., 1.2, dan seterusnya). Jarak antara sub belahan pertama dengan sub belahan berikutnya atau paragraf yang mengikutinya ialah spasi 2.5.
12. Sub bab tingkat kedua diletakkan sejajar dengan sub belahan pertama, ditulis dengan huruf tebal berfont 12 dengan abjad kapital pada setiap awal kata dan diberi nomor sesuai dengan urutan penomoran berdasarkan tingkatan sub belahan pertamanya (contoh: 1.1.1, 1.2.1). Jarak antara sub belahan kedua dengan sub belahan berikutnya atau paragraf yang mengikutinya ialah spasi 2.
13. Jika terdapat sub belahan ketiga, maka sub belahan ini ditulis dengan memakai font 12, abjad tebal, dan dimiringkan tanpa menggunakan penomoran dan disejajarkan dengan sub-bab sebelumnya.
14. Judul pada belahan akhir skripsi (daftar pustaka dan lampiran-lampiran) tidak diberi penomoran belahan dan ditulis dengan abjad kapital yang dicetak tebal diletakkan di tengah margin.
15. Penomoran lampiran diurut berdasarkan rujukan dalam teks dan judul lampiran ditulis dengan terlebih dahulu menyebutkan lampiran serta nomor lampiran yang dicetak tebal Contoh:
Lampiran 1. Data mentah diameter pohon.
1. Skripsi diketik memakai kertas HVS putih 70 atau 80 g berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm).
2. Huruf yang dipakai ialah Times New Roman dengan ukuran font 12 untuk teks. Judul bab memakai ukuran font 14 dan sub belahan pertama dengan ukuran font 13. Sementara bagi sub-sub bab memakai font 12. Semua judul dan sub belahan dicetak tebal.
3. Naskah diketik dengan spasi 1,5 pada halaman dengan pinggiran margin 4 cm dari tepi kiri dan 3 cm dari kanan, atas, serta bawah kertas.
4. Ukuran ketikan catatan kaki (footer) dan entri dalam tabel atau gambar harus lebih kecil dari ukuran font 12 namun tidak lebih kecil dari ukuran font 8 (font 8-10).
5. Kutipan langsung diketik dengan spasi 1, dengan seluruh blok kutipan diberi indent 1 cm yang diawali dan diakhiri oleh tanda kutip (“). Bila diperlukan, gunakan huruf miring, bukan garis bawah.
6. Naskah diketik pada satu muka halaman, tidak diketik timbal balik.
7. Setiap awal paragraph dimulai dengan indent 1 cm (8 ketuk spasi).
8. Naskah diketik dalam satu kolom.
9. Setiap halaman diberi nomor. Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan belahan bawah dengan tidak melanggar batas pias dan mempunyai jarak 1,5 spasi dari baris terakhir teks. Nomor halaman tidak ditampilkan pada halaman yang memuat judul belahan dan halaman sampul. Penulisan nomor halaman mulai dari Pendahuluan hingga Lampiran memakai angka Arab (1,2,3, dan seterusnya) sedangkan penulisan halaman sampul hingga daftar lampiran (bagian awal skripsi) memakai angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya).
10. Penulisan judul belahan pada isi naskah kiprah selesai tidak memakai kata Bab. Judul ditulis sempurna di tengah margin dengan memakai huruf kapital, tebal, dan ukuran font
14 dengan penomoran angka romawi besar. Jarak antara judul belahan dengan sub belahan pertama atau paragraf pertama ialah spasi 3.
11. Sub belahan pertama ditulis dengan memakai abjad tebal (font 13) dengan abjad kapital pada setiap awal kata dan diletakkan di tepi kiri margin (rata kiri). Penomoran sub belahan pertama ditulis dengan memakai angka arab yang didahului dengan nomor belahan dan diikuti oleh urutan penomorannya (contoh: 1.1., 1.2, dan seterusnya). Jarak antara sub belahan pertama dengan sub belahan berikutnya atau paragraf yang mengikutinya ialah spasi 2.5.
12. Sub bab tingkat kedua diletakkan sejajar dengan sub belahan pertama, ditulis dengan huruf tebal berfont 12 dengan abjad kapital pada setiap awal kata dan diberi nomor sesuai dengan urutan penomoran berdasarkan tingkatan sub belahan pertamanya (contoh: 1.1.1, 1.2.1). Jarak antara sub belahan kedua dengan sub belahan berikutnya atau paragraf yang mengikutinya ialah spasi 2.
13. Jika terdapat sub belahan ketiga, maka sub belahan ini ditulis dengan memakai font 12, abjad tebal, dan dimiringkan tanpa menggunakan penomoran dan disejajarkan dengan sub-bab sebelumnya.
14. Judul pada belahan akhir skripsi (daftar pustaka dan lampiran-lampiran) tidak diberi penomoran belahan dan ditulis dengan abjad kapital yang dicetak tebal diletakkan di tengah margin.
15. Penomoran lampiran diurut berdasarkan rujukan dalam teks dan judul lampiran ditulis dengan terlebih dahulu menyebutkan lampiran serta nomor lampiran yang dicetak tebal Contoh:
Lampiran 1. Data mentah diameter pohon.
<<bersambung>>
Sumber : Panduan Penulisan Skripsi FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Komentar
Posting Komentar